Pada tanggal 20 Januari 2025, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah melakukan pertemuan dengan Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas integrasi data dalam rangka mendukung program ambisius pemerintah, yaitu pembangunan 3 juta rumah untuk masyarakat Indonesia.
Tujuan Pertemuan
Dalam pertemuan tersebut, Fahri Hamzah menjelaskan bahwa diskusi ini berfokus pada penyamaan data antara Kementerian PKP dan Kementerian Sosial. Gus Ipul menekankan pentingnya kolaborasi antar kementerian untuk memastikan bahwa data yang digunakan dalam program-program pemerintah adalah konsisten dan akurat. “Diskusi kami dalam rangka mengintegrasikan program, kemudian yang kedua menyamakan data,” ungkap Gus Ipul.
Fahri menambahkan bahwa penyesuaian data ini akan menjadi bagian dari Data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Nasional. Data ini diharapkan dapat memudahkan Kementerian PKP dalam mengadvokasi kondisi masyarakat dari perspektif sosial. “Insya Allah data tunggal akan datang, mungkin sekitar bulan Maret kita akan bisa mulai pakai secara masif,” kata Fahri.
Program 3 Juta Rumah
Program 3 juta rumah ini dirancang untuk membantu masyarakat miskin ekstrem di Indonesia. Dalam program ini, pemerintah akan menanggung cicilan sebesar Rp 600.000 per bulan selama 25 tahun untuk rumah yang dibangun. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Presiden Prabowo Subianto untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Fahri Hamzah menjelaskan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk menyediakan tempat tinggal, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. “Kami ingin memastikan bahwa setiap rumah yang dibangun tidak hanya layak huni, tetapi juga dapat mendukung kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Tantangan dan Solusi
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini adalah perbedaan data antara kementerian dan pemerintah daerah. Gus Ipul mengakui bahwa perbedaan data sering kali mengakibatkan program yang dijalankan tidak tepat sasaran. “Ini yang akan kami perkuat ke depan agar program kita efektif, tepat sasaran, dan menjangkau lebih luas lagi masyarakat yang mungkin masih memerlukan fasilitasi dan dukungan dari kita,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Gus Ipul mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam memperbaiki data yang ada. Proses perbaikan data dapat dilakukan melalui musyawarah desa, yang kemudian ditandatangani oleh bupati atau wali kota sebelum diajukan ke tingkat yang lebih tinggi. “Saya gembira sekali karena Pak Fahri datang dengan membawa konsep, dengan membawa semacam usulan untuk kita tindak lanjuti di tingkat lapangan,” tambah Gus Ipul.
Harapan ke Depan
Dengan adanya integrasi data yang lebih baik, diharapkan program 3 juta rumah dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Fahri Hamzah dan Gus Ipul sepakat bahwa kolaborasi antar kementerian adalah kunci untuk mencapai tujuan ini. “Kami akan membuat tim khusus untuk meningkatkan sinergi antara dua kementerian ini,” kata Fahri.
Melalui langkah-langkah ini, pemerintah berharap dapat memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat dan sekaligus mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Program ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat.